Pada Kesempatan ini akan diceritakan mengenai Kisah Nabi Harun as dimarahi Oleh Nabi Musa as.
Meski Nabi Harun as adalah kakak kandung Nabi Musa as, namun kedudukan Nabi harun as hanya merupakan pendamping bagi Nabi Musa as tatkala yang bersangkutan berdakwah menyeru agama Nabi Ibrahim as. Nabi Harun as juga tidak menyandang predikat "Ulul Azmi", seperti Halnya Nabi Musa as.
Nabi Harun as diserahi tugas untuk menjaga dan mengawasi rombongan Bani Israil, sementara Nabi Musa as diperintahkan oleh Allah SWT naik ke gunung Thursina dan berada disana selama 40 hari 40 malam untuk menerima wahyu ilahi.
Selama ditinggal Nabi Musa as dikalangan Bani Israil telah terjadi malapetaka besar, sebagian besar dari mereka telah menjadi murtad dengan menyembah patung anak sapi dari emas yang dibuat oleh Samiri, seorang ahli sihir yang berasal dari Sameria.
Konon patung anak sapi itu dapat bersuara persis seperti layaknya suara sapi kerena didalamnya telah dimasuki segemgam pasir dari bekas telapak kaki kuda betina yang ditunggangi Malaikat Jibril ketika diutus untuk menenggelamkan Firaun beserta balatentaranya. Meski Nabi Harun as telah berusaha keras memperingatkan mereka, namun peringatan Nabi Harun as sama sekali tidak didengar oleh mereka.
Semakin tegas perlawanan Nabi Harun as, semakin kuat perlawanan mereka, bahkan mengancam akan menghabisi Nabi Harun as bilamana terus melarang penyembahan kepada patung anak sapi emas itu.
Sekembali dari bukit Thursina, Nabi Musa as sangat sedih hati dan marah besar begitu menyaksikan kaumnya telah murtad. Nabi Musa as lalu melemparkan lembaran-lembaran Kitab Taurat berisikan "Ten Commandments" kepada kaumnya.
Kemarahan Nabi Musa as ditujukan kepada Nabi Harun as. Sambil memegang janggut dan kepala Nabi Harun as, Nabi Musa as membentak dan menuduh Nabi Harun as telah menghianati kepercayaannya.
Mendapat perlakuan itu, Nabi Harun as berusaha meredakan kemarahan Nabi Musa as dengan menyuruh melepaskan genggaman janggut dan kepala Nabi Harun as terlebih dahulu. Kemudian Nabi Harun as dengan tenang berusaha menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya telah terjadi.
Setelah mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya, Nabi Musa as memanggil Samiri untuk dimintai pertanggungjawaban. Dengan ketakutan ia menjelaskan bahwa dirinya telah mengikuti ajaran Tauhid, namun ketika Nabi Musa as pergi ke Bukit Thursina ia menguingkarinya. Dirinya telah menyesatkan Bani Israil dengan membuat patung anak sapi dari emas untuk mereka sembah.
Sesuai dengan dosa yang dilakukannya itu, Samiri telah dijatuhi hukuman berupa pengucilan dari kaumnya. Karena pengucilan itu dilaksanakan secara ketat dan konsisten akhirnya ia terkena penyakit kemurungan (hypochondriasis) dan jauh dari pergaulan sosial.
Setelah menyuruh kaumnya bertobat dan memohonkan ampunan bagi mereka, Nabi Musa as dan Nabi Harun as meneruskan perjalanan, namun sayang sebelum Nabi Musa as dan Nabi Harun as sampai di Kan'an Nabi Harun as telah meninggal dunia.
Demikian akhir cerita tentang kisah Nabi Harun as dalam membawa risalah Allah SWT.
Sumber: Buku Kisah Nabi yang digunakan dalam penulisan ini:
- K.R.M.T.H. Murdodiningrat, 2012. Kisah Teladan 25 Nabi Dan Rasul Dalam Al-Quran. Yang Menerbitkan Pustaka Pelajar: Yogyakarta.